Allah telah memberikan
perintah-Nya kepada Nabi Musa sebagai aturan, norma dan etika yang harus
diikuti manusia. Empat perintah pertama adalah relasi dengan Tuhan. Dan enam
perintah berikutnya adalah relasi dengan manusia (Taurat, Keluaran 20:1-17).
Dua contoh konkret dari perintah itu adalah jangan membunuh dan jangan
mengingini istri sesamamu. Musa pernah membunuh sebelum dia diangkat menjadi
nabi (Taurat, Keluaran 2:12). Daud membunuh dan berzinah dengan istri Uria.
Tetapi Daud menyesali perbuatannya dan bertobat (2 Samuel 12:1-25). Para nabi
di atas telah berdosa, tetapi mereka bertobat. Nah, muncul keinginan untuk
mengetahui tentang kehidupan Muhammad dan semua tindakannya.
Muhammad Sang Nabi
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Muhammad dipandang sebagai nabi
umat Islam. Perhatikanlah tindakannya di ayat berikut. “Dan ketika kamu berkata
kepada orang . . . . "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada
Allah"...Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi
orang mukmin untuk isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak
angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. . . . ” (Qs.
33:37). Tentu ini menjadi pertanyaan kita bersama. Siapa pun pasti tidak rela
memberikan istrinya kepada orang lain, apalagi memberikan kepada orang tua
angkatnya, bukan? Bila Allah memandang bersalah perbuatan Nabi Daud, tidakkah
Allah memandang bersalah tindakan Muhammad yang mengambil istri Zaid? Adakah
Muhammad menyesali perbuatannya dan bertobat seperti Nabi Daud? Tidak ada
sumber tertulis yang menyebutkan hal tersebut. Karena itu, bila kita tidak
mengakui kesalahan dan bertobat, maka kita akan berhadapan dengan Hakim yang
adil.
Jawaban Saya: Dengan maksud menyesatkan umat Islam, kafir Kristen
pemuja Yesus mengutip sebuah ayat dengan sepotong-sepotong. Agar jelas duduk
masalahnya saya kutip ayat yang mereka permasalahkan;
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah
melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya:
"Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang
kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu
takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti.
Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya
(menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi
orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila
anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan
adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi. (Al Ahzab: 37)
Ayat di atas berhubungan dengan Zaid
bin Haritsah yang berkeinginan untuk menceraikan istrinya setelah menjalani
satu tahun pernikahan. Zaid bin Haritsah adalah mantan budak yang dibebaskan
oleh Rasulullah saw kemudian di angkat sebagai anak. Rasulullah saw menikahkan
Zaid bin Haritsah dengan putri bibinya yang bernama Zainab bin Jahsy al-Asadiyyah.
Zaid dan Zainab hidup berumah tangga kurang lebih satu tahun. Kemudian terjadi
sesuatu di antara keduanya. Maka Zaid mengeluhkan hal tersebut kepada
Rasulullah saw, maka beliau berkata kepada Zaid: “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah”. Nabi
Muhammad saw memperoleh kabar dari Allah swt bahwa Dia akan menikahkannya
dengan Zainab setelah bercerai dengan Zaid. Memperoleh kabar dari Allah swt
seperti ini, Rasulullah saw menyembunyikannya dalam hati karena takut akan di
cemooh oleh orang-orang, sebab tabu dalam tradisi Arab zaman itu menikahi janda
anak angkat sendiri.
Dari penjelasan di atas, sangat
terlihat Nabi Muhammad saw tidak mempunyai keinginan sedikit pun untuk
mengambil istri anak angkatnya sendiri. Ketika Zaid mengeluhkan
pernikahannya dengan Zainab, Rasulullah saw justru menghimbau Zaid untuk tetap mempertahankan
pernikahannya dengan Zainab. Sikap Nabi Muhammad saw tersebut tidak mungkin
muncul jika Nabi saw memang mempunyai keinginan untuk mengambil istri anak
angkatnya. Nabi Muhammad saw tidak ingin Zaid dan Zainab bercerai, tetapi Allah
swt memiliki kehendak-Nya sendiri. Nabi
Muhammad saw tidak dapat dikatakan mengambil istri orang lain karena Zainab
saat dinikahi Rasulullah saw telah berstatus janda. Perceraian yang terjadi antara
Zaid dan Zainab pun terjadi karena ketidakcocokan keduanya, bukan karena
rekayasa Nabi Muhammad saw. Sama sekali tidak dapat disama-samakan dengan kisah
Daud dalam Bible.
Dalam Bible, Daud yang diceritakan
ngiler karena melihat perempuan istri orang lain mandi, mengutus seseorang
untuk mengambil perempuan tersebut. Perempuan itu datang dan tidur dengan Daud.
Setelah diketahui perempuan tersebut hamil, Daud bingung kalang kabut. Kemudian
Daud memerintahkan suami dari perempuan yang dihamilinya tersebut untuk pergi
berperang dengan kondisi mabuk dengan maksud agar dia mati di medan perang.
Setelah suami dari perempuan yang dihamilinya tersebut mati, perempuan tersebut
telah menjadi milik Daud seutuhnya. Perbuatan cabul Daud yang demikian tentu
saja tidak dapat di sama-samakan dengan pernikahan Rasulullah saw dengan
Zainab. Rasulullah menikahi Zainab ketika Zainab telah resmi bercerai dengan
Zaid, sedangkan Daud menzinai perempuan yang masih berstatus istri orang sampai
bunting. Zaid dan Zainab berpisah karena ketidakcocokan, bukan karena rekayasa
Nabi Muhammad. Berbeda dengan Daud yang mencoba membunuh suami dari perempuan
yang dihamilinya tersebut agar istri orang tersebut menjadi miliki Daud
seutuhnya dan usaha Daud tersebut berhasil.
Jadi, tuduhan kafir Kristen
pemuja Yesus yang menyatakan Nabi Muhammad saw mengambil istri orang lain
adalah tuduhan keji yang sama sekali tidak berdasar. Tuduhan ini muncul karena
kekafiran dan kedengkian mereka terhadap Nabi Muhammad saw. Semoga Allah swt
menghukum mereka dengan azab yang pedih.
Pengakuan Muhammad bahwa Isa Al-Masih-lah Hakim
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kitab Suci Injil menulis, “Aku
[Isa Al-Masih] datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barang siapa yang
tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barang siapa yang dapat melihat,
menjadi buta” (Injil, Rasul Besar Yohanes 9:39). Bila saat itu tiba, Al-Masih
akan datang sebagai hakim untuk melaksanakan tugas-Nya. Yaitu mengadili setiap
manusia. Nabi Islam berkata, “Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya,
sesungguhnya telah dekat masanya 'Isa anak Maryam akan turun di tengah-tengah
kamu. Dia akan menjadi Hakim yang adil..." (Hadits Shahih Muslim 127).
Pembela Dinyatakan Di awal kita bertanya, siapakah pembelanya? Dalam satu
kesempatan Isa Al-Masih bersabda, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul
Besar Yohanes 14:6). Setiap orang yang hendak diselamatkan harus percaya kepada
Isa Al-Masih. Oleh karena itu, Isa Al-Masihlah "yang akan menjadi Pembela
bagi kita" (Injil, Surat Roma 8:34). Demikian Isa Al-Masih adalah hakim
dan pembela kita. Pertanyaannya, maukah kita dibela Isa Al-Masih?
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengutip ayat dari Injil
Yohanes; Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk
menghakimi, supaya barang siapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan
supaya barang siapa yang dapat melihat, menjadi buta." (Yohanes 9:39).
Sekarang bagaimana dengan ayat ini; Sebab
Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia,
melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia (Yohanes 3:17). Yohanes 9:39
menyatakan Yesus datang untuk menghakimi dunia, sementara Yohanes 3:17
menyatakan Yesus datang bukan untuk menghakimi dunia. Kedua ayat tersebut mana
yang benar, Yesus menghakimi dunia atau tidak menghakimi dunia? Tidak mungkin
benar kedua-duanya, jadi tolong di jawab terlebih dahulu pertentangan kedua ayat
tersebut.
Dalam hadits memang ada
keterangan Isa Al-Masih akan menjadi hakim yang adil, tetapi itu bukan
satu-satunya tugas Isa Al-Masih setelah turun ke dunia. Selain menjadi hakim
yang adil, Isa Al-Masih juga akan menghancurkan salib, mengharamkan babi dan
menghapuskan jizyah. Perhatikan hadits shahih di bawah ini:
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Tidak akan
terjadi qiyamat hingga Isa bin Maryam turun sebagai hakim yang adil yang dia
menghancurkan salib, membunuh babi, membebaskan jizyah dan harta melimpa ruah
sampai tidak ada seorang pun yang mau menerimanya". (Shahih Bukhari: 2296).
Hadits shahih menyebutkan Isa
Al-Masih akan menjadi hakim yang adil, itu benar, tetapi yang dimaksud menjadi
hakim yang adil di sini adalah menjadi pemutus perkara umat Islam yang hidup di
dunia, bukan menghakimi manusia setelah kiamat kemudian menentukannya masuk
surga atau masuk neraka seperti tertulis dalam Bible Perjanjian Baru.
Pembela Dinyatakan
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Di awal kita bertanya, siapakah
pembelanya? Dalam satu kesempatan Isa Al-Masih bersabda, “Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Jawaban Saya: Yesus dipercaya oleh kafir Kristen tidak mungkin
melakukan perbuatan dosa atau berdosa. Doktrin ini diterima dan dipercayai
kebenarannya oleh orang Kristen dengan sepenuh hati. Tetapi fakta membuktikan
bahwa kepercayaan kafir Kristen pemuja Yesus tersebut sangat salah karena Yesus
pun ternyata bukan manusia yang bebas dari dosa. Misalnya ketika satu hari
Yesus di ajak oleh saudara-saudaranya untuk menghadiri sebuah pesta, Yesus
menolak dengan alasan waktunya belum genap. Tetapi setelah saudara-saudaranya pergi
ke pesta, Yesus pun pergi ke pesta tersebut dengan diam-diam (Yohanes 7:10).
Perbuatan Yesus tersebut tergolong perbuatan dosa karena melanggar hukum Taurat
yang melarang berbohong dan berdusta (Imamat 19:11). Yesus juga pernah menyuruh
murid-muridnya untuk mengambil keledai betina milik orang lain tanpa izin
pemiliknya (Matius 21:2). Perbuatan Yesus tersebut dapat digolongkan sebagai
tindak pencurian, karena definisi mencuri itu adalah mengambil properti milik
orang lain tanpa izin pemiliknya. Mencuri termasuk perbuatan dosa karena hukum
Taurat melarang perbuatan tersebut (Keluaran 20:15, 17). Nah, kalau Yesus
sendiri berdosa, bagaimana dia mau jadi hakim dan pembela?
Kata Yesus kepadanya:
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Penjelasan saya: Yesus adalah nabi
pengganti alamiah Yohanes Pembaptis, saat Yohanes Pembaptis masih hidup, Yesus
mengakui Beliau sebagai juru selamat, ini dapat di lihat dari bagaimana Yesus
mendatangi Yohanes Pembaptis untuk di baptis (Matius 3:13). Tetapi pada saat
Yohanes Pembaptis telah wafat dan tidak ada utusan selain dirinya, maka sebagai
pengganti Yohanes Pembaptis, Yesus menegaskan dengan ucapannya: ”... Tidak ada
seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”, ini Yesus
ucapkan lantaran memang tidak ada lagi utusan (Nabi) selain dirinya pada saat
itu, sampai kapan? Sampai utusan berikutnya, Nabi dan Rasul terakhir, Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa salam. Lebih jelasnya, silakan baca Benarkah
Yesus Satu-Satunya Jalan Kebenaran?
Isa datang yg pertama kali adalah sebagai penolong umat manusia agar paham dengan kasih Allah. Dan Isa Al Masih di angkat Allah ke surga.....dan akan datang di hari akhir utk menghakimi......jadi tidak ada ayat yg bertentangan....paham kronologisnya?....harus urut dalam menjelaskan....tidak dibolak balik kerangka waktunya....
BalasHapusMaaf pak..pengetahuan kita tentang agama dan Allah tidak akan membawa kita kepada Keselamatan Kekal..tetapi hanya lewat Pengenalan dan Hubungan Pribadi dan Kasih kita terhadap Allah sajalah yang membuat kita mengenal Allah dan Mentaati semua Firmannya.. maka kita akan dipenuhi dengan Kasih Allah yang Sempurna dan Suci sehingga kita akan dapat Mengasihi sesama manusia dengan kasih yang tulus dan murni.. sekalipun kita disakiti tetap memaafkan dan mengampuni karena Allahpun sudah lebih dahulu mengampuni kita yang berdosa... Itulah Ibadah kita yang Sejati dihadapan Allah.. terima kasih
BalasHapusKamu berkesimpulan pengetahuan tentang agama dan Allah tidak akan membawa kepada keselamatan, itu karena di agama kamu memang tidak di dorong untuk mempelajari agama. Di agama kamu, orang hanya di minta percaya saja dengan dogma gereja. Karena tidak memiliki pengetahuan tentang Allah pula kalian terus saja tersesat menjadikan Yesus sebagai Allah. Seandainya kamu memiliki pengetahuan tentang Allah, kamu tidak akan tersesat dan tidak akan masuk neraka.
Hapuskafir islam pemuja muhamad, tolong tunjukkan diana ayat yg mengatakan allah yg akan menghakimi manusia di akhir jaman.
BalasHapuskafir islam pemuja muhamad, tolong tunjukkan injil yg asli, taurat yg asli ,mazmur yg asli, spy jgn jd fitnah yg keji krn kalian kafir islam pemuja muhamad juga mengatakan alkitab sudah di palsukan dan ada campur tangan manusia pdhl kalian juga di perintahkan untuk mengimani kitab kitab tsb malah jd menghujat , ingat allah katanya menjaga kitab kitab nya jd jgn beralasan sudah di musnahkan.
Muhamad katanya umi tp ternyata bisa baca , pasti kafir islam pemuja muhamad pasti tdk tau ayat di quran.
Yg di korbankan abraham katanya ismail pdhl itu tdk tertulis di quran maupun hadits, malah ada hadits yg sahih yg menulis yg di korbsnkan ishak engga di percaya pasti kafir islam pemuja muhamad juga engga tau haditsnya.
Kafir islam pemuja muhamad juga pasti engga tau ayat yg bilang bhw isa mengalam kematian,
Ditunggu sampe kiamat jawabannya
Muslim tidak pernah mengklaim Allah akan menghakimi manusia di akhir zaman, karenanya tidak relevan mempertanyakan dalil ayat yang menyatakan Allah akan menghakimi manusia di akhir zaman. Akhir zaman dan hari kiamat atau hari akhir dalam Islam itu berbeda. Akhir zaman itu hari menjelang datangnya kiamat, sementara hari kiamat atau hari akhir itu setelah datangnya kiamat, hari di mana manusia di putuskan masuk surga atau neraka berdasarkan iman dan amal salehnya. Pahami ini dulu, karena kafir Kristen sering salah memahaminya dengan menyamakannya. Nabi Isa AS kelak di "akhir zaman" menjadi hakim yang adil ditengah-tengah kaum Muslimin, memutus perkara hidup kaum Muslimin yang hidup di dunia pada waktu itu, bukan memutuskan manusia masuk surga atau neraka seperti yang disebut dalam Injil palsu. Kalau yang memutuskan manusia masuk surga atau masuk neraka itu hanya Allah setelah kiamat terjadi, seluruh manusia dibangkitkan di alam barzah untuk Allah adili. Ini saja jawaban saya, karena hanya ini yang masih ada kaitannya dengan postingan.
Hapus