Menurut pakar Islam, agamanya
mencapai keemasannya ketika para khalifah menyebarkannya ke berbagai negara.
Apakah awal penyebaran Kristen mula-mula sama dengan penyebaran Islam? Penyebaran
agama Islam mula-mula atau Kristenkah yang lebih mulia caranya?
Cara Para Kalifah Mencapai Keemasan Islam
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
memerangi golongan Murtad dan suku Arab yang enggan membayar zakat. Ia juga
terlibat perang Yamamah, peperangan Ajnadin di Palestina dan sebagainya.
Kalifah Umar bin Khatthab berperang untuk mengalahkan Syiria dan Yordania. Ia
juga terlibat dalam peperangan Yarmuk, perang al-Qadisiah, perang Nawahand dan
sebagainya. Kalifah Utsman bin Affan berperang di laut menentang angkatan laut
Byzantium. Ia berhasil merebut Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian
yang tersisa dari Persia, Transoxania dan Tabaristan. Kalifah Ali Bin Abi Talib
terlibat perang Jamal, perang Shiffin dan lainnya. Ia berhasil menguasai
kembali Hijaz dan Yaman dari Mu’awiyah.
Muhammad Idris, menuliskan “. . .
Invasi dengan pedang bukan hal terlarang pada zaman tersebut.”
Jawaban Saya: Saya tidak tahu harus menggunakan kriteria yang mana
untuk menentukan masa keemasan agama Islam. Yang jelas, Rasulullah SAW telah
menyebutkannya dalam hadits yang Shahih, bahwa generasi terbaik dari umatnya
adalah generasi Rasulullah SAW masih hidup, kemudian generasi sesudahnya,
kemudian generasi sesudahnya lagi.
Telah menceritakan kepada kami
Musaddad dari Yahya bin Sa'id dari Syu'bah mengatakan, Telah menceritakan
kepadaku Abu Jamrah telah menceritakan kepada kami Zahdam bin Mudharrib
mengatakan, aku mendengar Imran bin Hushain menceritakan dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda; "Sebaik-baik
kalian adalah generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi
berikutnya...(Shahih Bukhari: 6201).
Bukan hanya semangat mereka dalam
berjihad yang membuat mereka menjadi generasi-generasi terbaik umat Islam,
tetapi keimanan, ketakwaan dan rasa cinta mereka kepada Allah SWT dan
Rasul-Nya, amal ma’ruf dan nahi mungkar mereka dan masih banyak lagi. Karena
sebab itulah Allah SWT menjadikan umat Islam sebagai umat pilihan;
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat
yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan
agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (Al Baqarah:
143).
Ajaran Yang Menginspirasi Para Kalifah
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Teladan Muhammad dan
Al-Quranlah yang mendorong para khalifah berperang. Muhammad sendiri terlibat
26 peperangan. Sementara Al-Quran memerintahkan “Hai orang-orang yang beriman,
perangilah orang-orang kafir yang ada di sekitar kalian itu, . . .” (Qs 9:123).
Al Qurthubi mengatakan bahwa Allah SWT memberitahu orang-orang beriman tentang
cara berjihad. Hendaklah dimulai dengan daerah musuh yang terdekat terlebih
dahulu . . . (al jami’ Li Ahkamil Qur’an juz jilid IV hal 607).
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa teladan
Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur’an yang mendorong para khalifah berperang. Padahal
jika mereka jujur dalam beragama, mereka tidak akan mungkin mempermasalahkan
Nabi Muhammad SAW atau Al-Qur’an yang memerintahkan berperang. Karena dalam
Bible Perjanjian Lama, banyak sekali perintah Tuhan kepada para Nabi-Nya untuk
membunuh atau memerangi orang-orang berdosa yang tidak mengenal Tuhan, sebagian
ayat-ayatnya dapat anda baca di bawah ini;
Maka bunuhlah dengan mata pedang penduduk kota itu, dan tumpaslah
dengan mata pedang kota itu serta segala isinya dan hewannya. (Ulangan
13:15)
TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah
orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka
sampai engkau membinasakan mereka. (1Samuel 15:18)
Majulah ke negeri Merataim, majulah menyerangnya dan menyerang penduduk
Pekod! Bunuhlah dan tumpaslah mereka, demikianlah firman TUHAN,
lakukanlah tepat seperti yang Kuperintahkan! (Yer 50:21)
Kunci Penyebaran Agama Kristen
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Berbeda dari Islam, agama
Kristen menyebar dengan kasih dan kedamaian. Orang Kristen mula-mula malah
menderita penganiayaan dan pembunuhan, oleh para kaisar Romawi sekitar 250
tahun pertama. Para penguasa Romawi itu hendak memusnahkan agama Kristen.
Penganiayaan itu menggenapi firman Isa Al-Masih, “. . . kamu akan ditangkap dan
dianiaya; . . . oleh karena nama-Ku [Isa Al-Masih]” (Injil, Rasul Lukas.
21:12). Namun orang-orang Kristen mula-mula itu tidak memerangi pemerintah
Romawi, melainkan mendoakan dan mengasihinya. Ajaibnya, kekristenan terus
bertumbuh dan jaya hingga sekarang, sebaliknya kekaisaran Romawi telah runtuh.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa
penyebaran agama Kristen berbeda dengan penyebaran agama Islam. Menurut mereka
agama Kristen menyebar dengan kasih dan kedamaian, bahkan orang Kristen
mula-mula malah menderita penganiayaan dan pembunuhan oleh kaisar Romawi.
Tetapi menurut saya, itu bukanlah bukti bahwa agama Kristen menyebar dengan
kasih dan kedamaian. Orang Kristen mula-mula menderita penganiayaan dan
pembunuhan, bukan disebabkan karena mereka tidak mau melawan penganiayaan dan
pembunuhan. Bukan pula disebabkan karena mereka mengedepankan kasih dan
kedamaian. Orang Kristen mula-mula menderita penganiayaan dan pembunuhan adalah
karena mereka tidak mampu membela diri, mereka hanyalah orang-orang minoritas
lemah yang tidak terampil menggunakan senjata dan tidak memiliki pengalaman
dalam berperang. Dengan keadaan orang Kristen mula-mula yang demikian, mustahil
dapat melawan atau membela diri dari penganiayaan dan pembunuhan kekaisaran
Romawi yang lengkap persenjataan dan pengalaman berperangnya yang sudah tidak diragukan lagi.
Keadaan orang Kristen mula-mula
juga pernah di alami juga oleh Nabi Muhammad SAW dan umatnya ketika Islam baru
saja didakwakan di Mekkah. Umat Islam juga menjadi korban penganiayaan dan
pembunuhan kaum kafir Quraisy tanpa mampu membela diri apalagi melawan. Tetapi
kondisi umat Islam sedikit lebih baik dari pada orang Kristen mula-mula. Umat
Islam mengalami penganiayaan dan pembunuhan tidak sampai ratusan tahun
sebagaimana orang Kristen mula-mula. Allah SWT menyelamatkan Nabi Muhammad SAW
bersama umatnya, dengan memerintahkan mereka untuk hijrah ke Madinah. Di
sanalah agama Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga mampu membala
diri dan melawan segala bentuk penindasan orang-orang kafir.
Secara tegas, Islam sudah
mengatur keyakinan setiap orang sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Islam
tidak pernah memaksa siapa pun untuk meyakini Islam artinya sama sekali tidak
dipaksa atau terpaksa untuk masuk Islam. Ketika terjadi penaklukan Yerusalem
misalnya, khalifah pada saat itu, Umar ibn al-Khattab, menulis dalam perjanjian
penyerahan dengan para leluhur kota: “Ia [Umar] telah memberi mereka jaminan
keamanan bagi diri mereka sendiri, untuk properti mereka, gereja-gereja mereka,
salib mereka, orang sakit dan sehat. Gereja mereka tidak akan dihuni oleh kaum
Muslim dan tidak akan dihancurkan … Mereka tidak akan dipaksa untuk masuk
Islam.”
Tidak ada kerajaan lain atau
negara pada saat itu yang memiliki ide-ide toleransi beragama seperti ini.
Ketika Mesir, Suriah, Iraq, dan Persia ditaklukan warga yang beragama Kristen,
Yahudi, Sabian, atau Zoroastrian, diizinkan untuk menjaga tradisi keagamaan
mereka. Bukti itu masih ada sampai sekarang. Bahwa komunitas-komunitas Kristen banyak tersisa di negara-negara
tersebut, misalnya Kristen Koptik di Mesir. Selama beberapa abad pertama
setelah penaklukan Muslim, mayoritas penduduk daerah ini tetap Kristen. Perlahan,
mereka mulai menyatakan Islam sebagai agama mereka dan bahasa Arab sebagai
bahasa mereka. Hari ini, persentase orang Kristen di Mesir adalah 9%, Suriah
10%, Lebanon 39%, dan Iraq 3%. Jika di awal penaklukan negeri-negeri ini orang
dipaksa masuk Islam, maka tidak akan ada komunitas Kristen di negara-negara
tersebut. Keberadaan mereka adalah bukti Islam tidak menyebar dengan pedang.
Penyebaran Kristen - Fungsi Teladan dan Janji Isa Al-Masih
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Isa Al-Masih tidak pernah
memerangi orang dalam mendirikan agama Kristen. Ia melakukannya dengan kasih
dan kedamaian. Meneladani Isa Al-Masih, orang Kristen mula-mula menyebarkan
kekristenan dengan kasih. Isa Al-Masih berfirman “. . . Aku [Isa Al-Masih]
memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa
sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku”
(Injil, Rasul Besar Yohanes. 10:28).
Janji keselamatan inilah yang membuat orang Kristen mula-mula
mempertahankan imannya sampai mati.
Jawaban Saya: Yesus dan orang Kristen mula-mula tidak pernah
memerangi orang dalam mendirikan agama karena mereka tidak memiliki kekuatan
untuk itu, bukan karena menyebarkan agama dengan kasih dan kedamaian. Ketika
Yesus memiliki kuasa, maka dia akan memaksa semua bangsa untuk bertaubat dengan
pedang. Gambaran dari perbuatan Yesus tersebut tertulis dengan rapi dalam kitab
Wahyu;
Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda
putih dan memakai lenan halus yang putih bersih. Dan dari mulut-Nya keluarlah
sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan
menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam
kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa. (Wahyu
19:14-15)
Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang
kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini.
(Wahyu 2:16)
Menurut ayat-ayat yang saya kutip
di atas, pada kedatangannya yang kedua Yesus sama sekali tidak memperlihatkan
kasih seperti kedatangannya yang pertama. Hal tersebut tentu telah membuktikan
kesalah-pahaman umat Kristen dan sekaligus membuktikan kebenaran asumsi saya,
bahwa Yesus terlihat bersifat lunak (kasih) terhadap musuhnya karena belum
mampu membalas, bukan karena sifat asli Yesus. Anda harus tahu, seseorang baru
dapat dibuktikan sifat kasihnya setelah memperoleh kemampuan atau kekuatan
untuk membalas musuh-musuhnya, dengan kemampuan atau kekuatan yang ada padanya,
apakah ia akan membalas perbuatan keji musuh-musuhnya tersebut atau memaafkan
mereka. Setelah memperoleh kemampuan atau kekuatan untuk membalas
musuh-musuhnya, Yesus terbukti tidak dapat berbuat kasih.
Sama sebagaimana Yesus, orang
Kristen mula-mula tidak menyebarkan kekristenan dengan perang karena mereka
belum memiliki kekuatan untuk itu. Tetapi ketika orang-orang Kristen memiliki
kekuatan untuk berperang, anda dapat melihat sejarah dari mana masuknya agama
Kristen di negara-negara Asia dan Afrika, dari perang dan penjajahan. Fakta
tersebut tentu saja sangat disadari oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Oleh
karena itulah mereka memilih judul penyebaran Islam dan Kristen mula-mula.
Jalan Damai atau Jalan Perang?
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Apakah lebih baik menyebarkan
agama dengan pedang atau kasih? Setiap orang beragama perlu merenungkan
pertanyaan ini. Bukankah jalan damai untuk penyebaran agama lebih baik?
Jawaban
Saya: Jika bukan dengan perang dan penjajahan, dengan cara
bagaimana agama Kristen masuk negara Indonesia dan negara-negara lain di Asia
dan Afrika? Jika bukan karena jasa para penjajah Belanda dan Portugis, tidak
akan ada rakyat Indonesia yang beragama Kristen. Apabila benar agama Kristen
tidak disebarkan dengan perang, tidak akan ada satu pun generasi Kristen yang
melakukan perang dan penjajahan demi menyebarkan agama Kristen. Fakta
tersebarnya agama Kristen melalui penjajahan bangsa Barat adalah bukti bahwa
agama Kristen disebarkan dengan jalan perang, bukan jalan damai.
0 Response to "Penyebaran Agama Islam Dan Kristen Mula-mula - Manakah Lebih Mulia?"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.