Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kali ini, mari kita
membayangkan suasana di sebuah pengadilan, di mana seseorang dihadapkan kepada
Hakim atas tuduhan melakukan tindak pidana, misalnya pencurian mobil.
Bagaimanakah kiranya tanggapan sang Hakim seandainya yang tertuduh setelah
mengaku bersalah mulai menceritakan segala perbuatannya yang dianggapnya baik
sejak masa kanak-kanak? Maka dengan alasan perbuatannya yang baik tersebut si
tertuduh mohon diampuni serta dibebaskan dari hukuman. Tentu saja Hakim
langsung menjawab: "Segala yang kaukatakan mungkin benar, tetapi di sini
pengadilan harus mengadili perbuatan kejahatan yang kaulakukan. Segala
perbuatanmu yang kau anggap baik itu tidak ada sangkut pautnya dengan hukuman
yang harus dijatuhkan atas tindak pidana tersebut."
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengajak para pembaca
untuk membayangkan suasana pengadilan yang terdapat seorang hakim yang tetap
menghukum pencuri walaupun ia memiliki perbuatan baik. Kafir Kristen pemuja
Yesus membuat analogi di atas mungkin untuk membenarkan pemahaman mereka yang
sesat, bahwa perbuatan baik tidak dapat menolong dari hukuman Allah. Tetapi
analogi di atas sepenuhnya salah. Mereka menyamakan hakim dengan Allah SWT,
sama sekali penyamaan yang tidak sepadan. Hakim dalam peradilan hanyalah
mengikuti sistem hukum yang berlaku, dia tidak memiliki daya apapun
terhadapnya. Berbeda dengan Allah SWT. Dia tidak di paksa untuk mengikuti
sistem hukum, bahkan justru menentukan hukum yang berlaku pada ciptaan-Nya.
Dalam hal pengampunan dosa, Allah SWT telah menentukan bagaimana cara manusia
dapat menghapus dosanya, bukan dengan cara menjadikan Tuhan sebagai korban
penebus dosa, melainkan dengan cara perbuatan baik. Anda akan melihat
kebenarannya nanti.
Allah menyediakan jalan pengampunan dosa
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Demikian juga halnya dengan
kita di hadapan Yang Maha Adil pada Kiamat kelak: setiap dosa harus ada
hukumannya. Maka tidak ada di antara kita yang akan dapat mengajukan alasan
pernah melakukan sesuatu yang baik. Sebab orang berdosa harus diadili karena
dosanya, sekalipun pernah berbuat yang dinamakan kebaikan. Namun demikian,
dapat diberitakan pula bahwa oleh Yang Maha Adil menyediakan jalan pengampunan
atas segala dosa kita, sehingga kita tidak perlu takut pada Hari Kiamat.
Kiranya ayat-ayat Allah di bawah ini dibaca dengan teliti:
"Karena Anak Manusia (Isa
Al-Masih) juga datang ... untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
banyak orang." (Injil Allah, Markus 10:45) "Dia (Isa Al-Masih) yang
tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia
kita dibenarkan oleh Allah.” (Injil Allah, Surat II Korintus 5:21) "Ia
sendiri (Isa Al-Masih) telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu
salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran
...." (Injil Allah, Surat I Petrus 2:24).
Jawaban Saya: Yang menjadi sebab Allah SWT menghukum manusia adalah
karena manusia tersebut banyak melakukan perbuatan dosa dan maksiat kepada
Allah SWT. Sebagai manusia biasa tentu saja kita tidak akan pernah luput dari
berbuat dosa, baik sengaja atau tidak. Di dalam agama Islam, sebesar apapun
dosa dapat diampuni Allah SWT, selagi orang yang telah berbuat dosa tersebut
mau meminta ampun kepada Allah SWT dan bertobat kepada-Nya. Agar taubat
seseorang itu diterima, maka dia harus memenuhi tiga hal yaitu: Menyesal,
Berhenti dari dosa, dan Bertekad untuk tidak mengulanginya. Jika dosa tersebut
berkaitan dengan hak anak Adam, maka ada satu hal lagi yang harus ia lakukan,
yakni dia harus meminta maaf kepada saudaranya yang bersangkutan, seperti minta
diikhlaskan, mengembalikan atau mengganti suatu barang yang telah dia rusakkan
atau curinya.
Selain dengan taubat dan permohonan
ampun, Allah SWT juga dapat mengampuni dosa seseorang dengan lantaran melakukan
amal-amal shaleh. Amal-amal shaleh yang dapat menghapus dosa tersebut di
antaranya; puasa Arafah dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu dan yang akan
datang (Shahih Muslim: 1977), Shalat
lima waktu dapat menghapus semua kesalahan (Shahih Bukhari: 497), sabar terhadap
musibah juga dapat menghapus dosa (Shahih
Bukhari: 5209), dan banyak amal shaleh lainnya yang Allah akan mengganjar
pengamalnya dengan penghapusan dosa. Itu artinya perbuatan baik dapat menolong
dari hukuman Allah SWT.
Dalam Taurat,
perbuatan baik juga dapat menolong manusia dari hukuman Allah. Pengampunan dosa
dalam Bibel Perjanjian Lama selalu tidak dapat dipisahkan dengan korban
persembahan darah binatang. Binatang itu bisa berupa lembu, kambing, domba,
burung merpati dan burung tekukur. Misalkan seseorang berbuat dosa dengan
melakukan satu hal yang dilarang oleh Tuhan, maka ia bersalah dan harus membawa
kepada imam seekor domba jantan yang tidak bercela sebagai korban penebus salah
(Imamat 5:17-18). Setelah itu sang imam harus menyembelih domba jantan tersebut
pada sisi mezbah sebelah utara di hadapan Tuhan dan menyiramkan darahnya pada
mezbah sekelilingnya. Memotong-motong menurut bagian-bagian tertentu
bersama-sama kepalanya dan lemaknya di atur oleh imam di atas kayu yang sedang
menyala di atas mezbah. Demikian juga isi perut dan betisnya haruslah
dibasuhnya dengan air dan seluruhnya itu haruslah dipersembahkan oleh imam dan
dibakar di atas mezbah yang baunya menyenangkan bagi TUHAN (Imamat
1:10-13). Dari sini kita ketahui bahwa ternyata tujuan dari korban tebusan
adalah untuk menyenangkan Tuhan.
Sekarang apa itu perbuatan baik
dan apa itu perbuatan buruk? Perbuatan baik itu perbuatan yang dapat
menyenangkan Tuhan dan perbuatan buruk itu perbuatan yang di benci Tuhan.
Korban tebusan yang diperintahkan Tuhan dalam hukum Taurat ternyata bertujuan
untuk menyenangkan Tuhan. Oleh karena dapat menyenangkan Tuhan, mempersembahkan
korban tebusan termasuk perbuatan baik dan perbuatan baik itu ternyata dapat
menutupi kesalahan atau perbuatan buruk orang yang berbuat dosa sehingga dapat
menolong dari hukuman Allah. Saya mengambil dalil dari Bible untuk membuktikan
perbuatan baik dapat menutupi perbuatan buruk, karena hanya kitab ini yang di
percaya oleh kafir Kristen. Tidak ada maksud sedikit pun untuk melakukan
pembenaran. Tetapi jika kafir Kristen pemuja Yesus merasa tafsiran saya di atas
salah, tolong tunjukkan kesalahan saya jika anda memang mampu melakukannya.
Pernyataan anda di atas salah karena anda mengira bahwa perbuatan baik dapat menutupi dosa krn dosa itu tdk dapat di tebus dengan kebaikan. Hanya dengan anugrah allah yg dapat menebus dosa kita
BalasHapusTernyata Dalam Islam segala amal ibadah (Mengumpulkan Pahala) manusia tidak menjamin orang akan masuk ke dalam surga (keselamatan) Dalam sebuah hadist Muhammad berkata, “Mendekatlah dan berusahalah benar! Ketahuilah bahwa setiap orang diantara kalian tidak bakal selamat karena amalnya. Para sahabat bertanya “Ya Rasullah, tidak juga engkau? Rasullulah berkata: “Tidak juga aku, kecuali Allah melimpahiku dengan rahmat dan karunia-Nya” (Hadis Sohih Muslim KH. Adib Basri Mustafa Hal. 819 No 76).
Isa Al-Masih Pemberi Hidup Kekal
Allah itu adil. Ia menghukum dengan siksa neraka bagi orang berdosa, yang tidak melalui jalan pengampunan yang telah Ia sediakan. Tetapi Ia menyelamatkan orang berdosa, yang percaya akan jalan pengampunan-Nya. Jalan itu adalah Kalimat Allah yang menjadi manusia, mati tersalib dan kemudian bangkit dari kematian. Dialah yang disebut Isa Al-Masih.
Isa Al-Masih memiliki kuasa atas surga dan alam akhirat. Ia memberikan jaminan keselamatan. Orang yang telah menerima jaminan keselamatan tidak perlu takut dalam menghadapi kematian. Karena Allah telah menyediakan tempat bagi kita di surga. Isa Al-Masih berkata, “Akulah Kebangkitan dan Hidup; barang-siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun Ia sudah mati”(Injil, Rasul Besar Yohanes 11:25).
Rigel Young sepertinya tidak membaca postingan saya dengan baik. Saya mengatakan perbuatan baik dapat menghapus dosa, itu berdasar dalil dari Hadits-hadits Shahih, ayat-ayat Bible Perjanjian Lama dan juga ucapan Yesus di Injil; Matius 19:16-18 dan Matius 6:19-20. Tolong serius kalau baca!
HapusTelah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi`b dari Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Salah seorang dari kalian tidak akan dapat diselamatkan oleh amalnya, " maka para sahabat bertanya; 'Tidak juga dengan engkau wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab: 'Tidak juga saya, hanya saja Allah telah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. Maka beramallah kalian sesuai sunnah dan berlakulah dengan imbang, berangkatlah di pagi hari dan berangkatlah di sore hari, dan (lakukanlah) sedikit waktu (untuk shalat) di malam hari, niat dan niat maka kalian akan sampai." (Shahih Bukhari 5982).
Hadits semacam di atas sudah sering saya jelaskan dalam blog ini. Kamunya saja yang kurang dalam mencari. Memang betul seorang Muslim tidak akan selamat masuk surga dengan amalnya semata, tetapi masuk surga dengan rahmat Allah SWT. Untuk dapat memperoleh rahmat Allah SWT, seseorang paling tidak harus beriman (Islam) dan beramal shaleh. Iman dan amal shaleh inilah yang membuat seorang Muslim dilimpahkan rahmat oleh Allah SWT. Allah SWT juga berjanji akan memasukkan surga orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. Jika amal shaleh tidak dapat menjadi sebab masuknya Muslim ke dalam surga, untuk apa Allah SWT menurunkan ayat berikut;
Bagi mereka (disediakan) darussalam (syurga) pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan. (Al An'aam: 127)
Kamu menganggap darah Yesus yang di anggap mati di kayu salib dapat menyucikan dosa-dosa manusia, padahal Yesus sendiri bukanlah manusia suci yang terbebas dari dosa. Oleh karena Yesus bukan manusia suci yang terbebas dari dosa, maka Yesus bukan tebusan yang sempurna. Karena Yesus bukan tebusan yang sempurna, orang-orang yang menjadikan Yesus sebagai korban penebus dosa tidak akan tertebus dosanya dan tidak akan memperoleh kesucian dan keselamatan dengan menjadikan Yesus sebagai korban penebus dosa. Silakan baca postingan di link ini; http://kristolologi.blogspot.co.id/2015/09/yesus-bukan-tebusan-yang-sempurna.html