Kebencian terhadap Islam terbukti
mampu menutupi akal sehat seorang kafir
Kristen pemuja Yesus. Mereka mengkritik larangan bagi seorang Muslimah yang
sedang haid untuk Shalat, padahal tidak ada alasan tepat untuk itu. Bukankah
memang sudah seharusnya Tuhan yang maha suci menuntut hamba yang ingin
menyembah-Nya untuk dalam keadaan suci? Itu wajar, kecuali bagi orang-orang
yang telah rusak akalnya. Artikel yang pada awalnya dimaksudkan sebagai usaha untuk
memurtadkan umat Islam justru mempermalukan diri mereka sendiri.
Wanita Haid Dilarang Sholat
Kafir Kristen pemuja Yesus: Apakah sumber dari permasalahan di
atas? Satu Hadist Muhammad berbunyi, “Dari
Aisyah ra berkata, Fatimah binti Abi Hubaisy mendapat darah istihadha, maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya, Darah
haidh itu berwarna hitam dan dikenali. Bila yang keluar seperti itu, janganlah
shalat. Bila sudah selesai, maka berwudhu’lah dan lakukan shalat.”
Hadist di atas memberi pemahaman:
Wanita yang dalam masa haid tidak diperkenankan datang kepada Allah melalui
sholat. Sholat bertujuan menyembah Allah, bukan? Dalam pandangan Muhammad,
darah yang keluar adalah darah yang kotor. Akibatnya wanita dalam masa haid
tidak layak datang kepada Allah yang suci. Setidaknya tujuh hari dalam sebulan
wanita mengalami masa haid. Jika mengacu pada hadist, berarti dalam seminggu
wanita haid tidak dapat datang untuk menyembah Allah. Bagaimana dengan wanita
yang mengalami siklus haid yang panjang?
Saya Jawab: Shalat memang bertujuan untuk menyembah Allah, tetapi tetap
harus dengan cara yang Allah kehendaki. Allah menghendaki agar hamba-hamba-Nya
yang ingin Shalat untuk dalam keadaan suci, lantas di mana letak kesalahannya?
Nabi Muhammad SAW adalah Nabi Allah, tiada yang beliau ucapkan yang berkenaan
masalah agama selain dari pada wahyu. Nabi Muhammad SAW hanya menyampaikan apa
yang beliau terima dari Allah.
Larangan Shalat bagi Muslimah
yang sedang haid harusnya tidak perlu dipermasalahkan oleh kafir Kristen pemuja
Yesus. Hal itu karena dalam Bible Perjanjian Lama juga terdapat larangan bagi
wanita haid untuk beribadah, sebagaimana ayat di bawah ini:
Apabila seorang perempuan mengeluarkan lelehan, dan lelehannya itu
adalah darah dari auratnya, ia harus tujuh hari lamanya dalam cemar
kainnya, dan setiap orang yang kena kepadanya, menjadi najis sampai matahari
terbenam. (Imamat 15:19)
"Perintahkanlah kepada orang Israel, supaya semua orang yang sakit
kusta, semua orang yang mengeluarkan lelehan, dan semua orang yang najis oleh
mayat disuruh meninggalkan tempat perkemahan; baik laki-laki maupun perempuan
haruslah kausuruh pergi; ke luar tempat perkemahan haruslah mereka kausuruh
pergi, supaya mereka jangan menajiskan tempat perkemahan di mana Aku diam di
tengah-tengah mereka." Maka orang Israel berbuat demikian, mereka menyuruh
orang-orang itu meninggalkan tempat perkemahan; seperti yang difirmankan TUHAN
kepada Musa, demikianlah diperbuat orang Israel. (Bilangan 5:2-4)
Allah Tidak Membedakan Pria dan Wanita
Kafir Kristen pemuja Yesus: Allah
mengetahui segala yang diciptakan-Nya. Allah menciptakan pria dan wanita dengan
kelebihan masing-masing. Dalam Kitab Allah tertulis, “Dan dari rusuk yang
diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu
dibawa-Nya kepada manusia itu [Adam]. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah
dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan,
sebab ia diambil dari laki-laki" (Taurat,
Kitab Kejadian 2:22-23).
Demikianlah Kitab Suci mengatakan
bahwa Allah tidak membedakan pria dan wanita. Bahkan wanita diciptakan dari tulang
rusuk pria. Hal ini menunjukkan kedekatan antara pria dan wanita.
Saya Jawab: Kafir Kristen pemuja Yesus mengutip Kejadian 2:22-23
dan menyebut ayat-ayat tersebut sebagai bukti yang menunjukkan bahwa Allah
tidak membeda-bedakan antara pria dan wanita. Padahal amat jelas bahwasanya
ayat-ayat tersebut hanya bertutur tentang penciptaan Hawa dan sama sekali tidak
terlihat Allah tidak membeda-bedakan pria dan wanita. Jikalau pun Allah tidak
membeda-bedakan pria dan wanita, apakah hal tersebut dapat menjadi alasan yang
membolehkan pria dan wanita beribadah
dalam kondisi tidak suci, sekalipun Tuhan dalam Bible Perjanjian Lama tidak
membolehkannya?
Isa Al-Masih Mengasihi Wanita yang Pendarahan
Kafir Kristen pemuja Yesus: Dalam Kitab Suci Injil dituliskan
bagaimana seorang wanita yang mengalami pendarahan selama dua belas tahun,
datang menghampiri Isa Al-Masih. Hukum dan tradisi Yahudi masa itu melarang
seorang wanita yang pendarahan bertemu dengan orang lain. Dia harus diasingkan
hingga pendarahan itu berhenti. Namun wanita itu tidak lagi menghiraukan hukum
dan tradisi yang ada. Dia hanya percaya akan imannya pada kuasa Isa Al-Masih
yang dapat menyembuhkannya. Dan tidak ada yang dapat menghalangi imannya untuk
datang kepada Isa Al-Masih. Dengan belas kasih yang dimilikinya, Isa Al-Masih
menyembuhkan wanita tersebut saat itu juga. “Yesus
berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai
anakku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah
perempuan itu” (Injil, Rasul Besar
Matius 9:22).
Isa Al-Masih tidak mengusir
wanita yang sedang pendarahan itu, walau orang lain memandang dia sebagai
wanita kotor yang harus dijauhi. Hal itu dilakukan Isa, karena Dia memandang
pria dan wanita sama berharga. Mereka mempunyai kesempatan yang sama untuk
mengalami kuasa dari mukjizatnya.
Saya Jawab: Dalam Matius 9:22 disebutkan bahwa seorang wanita yang
sedang mengalami pendarahan selama 12 tahun datang menghampiri Yesus. Kafir
Kristen pemuja Yesus menyebut wanita tersebut sudah tidak lagi menghiraukan
hukum dan tradisi Yahudi. Sebenarnya, wanita tersebut bukan tidak lagi
menghiraukan hukum dan tradisi Yahudi. Memang hukum dan tradisi Yahudi pada
saat itu melarang wanita yang sedang mengalami pendarahan untuk bertemu dengan
orang lain. Namun pendarahan yang di maksud oleh hukum dan tradisi Yahudi
adalah pendarahan karena haid, bukan sebab lain. Sedangkan pendarahan yang di
alami wanita tersebut adalah pendarahan akibat penyakit (Markus 5:29), bukan pendarahan
akibat haid. Itulah yang menyebabkan wanita tersebut berani menghampiri Yesus. Yesus
tidak mengusir wanita ini, karena Yesus sendiri tahu bahwa wanita tersebut
mengalami pendarahan bukan karena haid, tapi karena penyakit yang 12 tahun di
deritanya, oleh karena itu pula Yesus menyembuhkannya.
Haid adalah darah yang keluar
dari rahim seorang wanita pada waktu-waktu tertentu yang bukan karena
disebabkan oleh suatu penyakit (darah istihadhah) atau karena adanya proses
persalinan, di mana keluarnya darah itu merupakan sunnatullah yang telah
ditetapkan oleh Allah kepada seorang wanita. Shalat, puasa, thawaf, menyentuh
mushaf, dan berhubungan intim dengan suaminya pada kemaluannya hanya tidak
diperbolehkan untuk wanita yang sedang haid dan nifas. Tidak berbeda dengan
hukum Taurat, wanita yang mengalami istihadhah ini dihukumi sama seperti wanita
suci, sehingga ia tetap harus shalat, puasa, dan boleh berhubungan intim dengan
suami.
Isa Datang Membebaskan Belenggu Hukum
Kafir Kristen pemuja Yesus: Belenggu yang menghalangi wanita datang
kepada Allah, bukan karena wanita sedang haid. Yang menghalangi wanita datang
kepada Allah adalah dosa. Dosa telah menjauhkan pria dan wanita dari kemuliaan
Allah, dari kesempatan untuk mendapatkan ridho dari Allah. Seorang wanita [dan
pria] yang akan datang pada Allah, perlu menyadari bahwa dirinya orang berdosa.
Bukan pada apakah dia sedang dalam masa haid atau tidak. Inilah yang dikatakan
Isa Al-Masih kepada seorang wanita berdosa, yang beriman kepadanya. “Lalu Ia [Isa Al-Masih] berkata kepada
perempuan itu: "Dosamu telah diampuni. Imanmu telah menyelamatkan engkau,
pergilah dengan selamat!" (Injil,
Rasul Lukas 7:48; 50). Allah memandang pada hati orang yang mendekati Dia,
bukan pada hal luar. Manusia selalu berfokus pada yang kelihatan tetapi Tuhan
fokus pada hati.“.....Bukan yang dilihat
manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi
TUHAN melihat hati" (Kitab,
Nabi 1 Samuel 16:7).
Apakah saudara merasa kotor dan
tidak layak beribadah pada Allah? Datanglah kepada Isa Al-Masih, Dia akan
membersihkanmu dari dosa yang membuatmu kotor di hadapan Allah. “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi,
akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain
kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Kitab, Nabi Yesaya 1:18).
Saya Jawab: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Allah
memandang pada hati orang yang mendekati Dia, bukan pada hal luar. Manusia
selalu berfokus pada yang kelihatan tetapi Tuhan fokus pada hati. Itulah
sebabnya, mereka mengajak umat Islam untuk membebaskan diri dari hukum Syariah,
menjadi orang-orang yang hidup seperti mereka, menolak untuk tunduk kepada
hukum Allah tetapi hukum buatan manusia mereka taati. Jika benar Tuhan hanya
fokus pada hati, lalu untuk apa Tuhan juga menurunkan hukum-hukum-Nya? Tuhan
tidak hanya fokus pada hati tetapi juga fokus pada perbuatan lahiriah
hamba-hamba-Nya. Orang yang mengatakan Tuhan hanya fokus pada hati adalah
orang-orang yang telah bertuhan pada nafsunya sendiri. Kafir Kristen pemuja
Yesus meminta umat Islam untuk datang kepada Yesus, padahal Yesus sendiri
datang dan sujud kepada Allah (Matius 26:39). Dari pada kami datang menyembah
manusia yang menyembah Allah, bukankah lebih baik bagi kami untuk langsung
menyembah Allah seperti yang kami lakukan sekarang ini?
0 Response to "Wanita Haid Dilarang Shalat Oleh Nabi Islam"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.