Anton Hermansyah menuliskan
artikel di The Jakarta Post yang berjudul “Peace More Important Than Sharia:
NU” (Perdamaian Lebih Penting Daripada Hukum Syariah: NU). Nahdlatul Ulama
(NU), organisasi Islam yang paling besar di Indonesia, menyampaikan perdamaian
di Indonesia lebih penting daripada melaksanakan hukum sharia. Ketua NU
berkata, “Islam bukan komoditi politis” dan beliau ingin negara perdamaian di
mana hukum Islam tidak dilaksanakan. Apakah pandangan ini cocok dengan ajaran
Islam? Menurut ajaran Islam, yang mana lebih penting – perdamaian atau hukum
syariah?
Dasar Hukum Syariah
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Dasar hukum syariah adalah
Al-Quran dan Sunnah. Menurut ajaran Islam, Al-Quran adalah Firman Allah yang
sempurna. Jadi, semua orang Muslim wajib mematuhi semua perintah dalam
Al-Quran. Juga, orang Muslim percaya agama Islam bukan hanya agama tapi sistem
hidup yang komprehensif – hubungan, kesehatan, keluarga, budaya, politik, dll.
Bila ingin menjadi orang Mukmin, Anda harus mematuhi semua perintah Allah. Dan
semua perintah Allah harus mendahului apa saja termasuk perdamaian. Dulu, Nabi
Islam membela Islam dan mendorong pengikutnya untuk membela Islam juga. Allah
memerintahkan umat-Nya untuk membela-Nya. Menurut ajaran Islam, hal yang paling
penting adalah menyerahkan diri kepada Allah dan mematuhi perintah Allah.
Tampaknya, hukum syariah lebih penting daripada perdamaian.
Jawaban Saya: Perintah perang dalam Islam dimaksudkan sebagai
bentuk perlindungan atau pertahanan diri orang-orang beriman terhadap pelakuan
dzalim orang-orang kafir. Allah SWT memerintahkan orang-orang beriman untuk
memerangi orang-orang kafir bukan karena mereka tidak percaya kepada Nabi Muhammad
SAW, bukan juga karena mereka tidak mau masuk Islam. Orang-orang beriman
memerangi orang-orang kafir karena mereka selalu berbuat dzalim dan menebarkan
fitnah di tengah-tengah kaum Muslimin.
Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan
umat Islam lebih mementingkan Syariah Islam daripada perdamaian. Alasan mereka
mengatakan demikian karena Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW mendorong umatnya
untuk membela Islam. Ternyata perdamaian menurut definisi kafir Kristen pemuja
Yesus itu, jika umat Islam sudah tidak membela agamanya. Jika orang-orang kafir
berbuat dzalim dan menebarkan fitnah, maka umat Islam harus menerimanya dengan kerelaan
hati dan tidak diperkenankan membela diri dengan memerangi orang-orang kafir. Imbas
dari semuanya itu adalah kehancuran agama Islam. Itulah sebenarnya yang
dimaksud dengan “perdamaian” oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Jika perdamaian yang
dimaksud adalah seperti definisi kafir Kristen pemuja Yesus di atas, maka wajar
jika umat Islam lebih mementingkan Syariah Islam.
Hukum Syariah Dalam Negara-Negara
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Sulit melaksanakan hukum
syariah dalam negara yang mengakui banyak agama, karena semua agama berbeda.
Negara yang melaksanakan hukum syariah, tidak memperlakukan umat beragama lain
dengan baik. Salah satu contoh adalah negara Arab Saudi. Tidak boleh
membangunkan gereja di Arab Saudi. Juga, orang yang meninggalkan agama Islam
akan dibunuh.
Jawaban Saya: Setelah mendefinisikan perdamaian dengan kehancuran
agama Islam. Kafir Kristen pemuja Yesus berkeluh-kesah tentang pelaksanaan
hukum Syariah di Arab Saudi yang mereka anggap tidak memperlakukan umat beragama
lain dengan baik. Mereka yang mendefinisikan perdamaian dengan kehancuran agama
dan umat Islam, mereka juga yang meminta saudara mereka yang kafir diperlakukan
dengan baik di negara Islam.
Perdamaian dalam Agama Kristen
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ajaran agama Kristen berbeda.
Allah mengajarkan damai dan kasih. “. . . kalau hal itu bergantung padamu,
hiduplah dalam pendamaian dengan semua orang!” (Rasul Besar Paulus, Roma 12:18).
Isa Al-Masih mengajar perdamaian dan kasih kepada para musuh. “. . . Janganlah
kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang
menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Injil Matius 5:39).
Kita harus selalu mengejar apa yang mendatangkan damai. Jadi, situs ini dan
orang Kristen lain memuji NU karena ingin perdamaian di Indonesia. Sungguh
indah jika kita dapat memilih agama, dan saling menghormati.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Yesus
tidak mengajarkan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan Dia
mengajarkan supaya umat-Nya saling mengasihi, bahkan kepada musuh sekalipun. Ya
itu benar, tetapi apa alasannya? Yesus dan murid-muridnya itu hidup dalam kuasa
dan hukum kekaisaran Romawi. Yang berhak menjatuhkan hukuman kepada orang yang
berbuat jahat pada saat itu hanya penguasa Romawi. Jika seseorang berbuat jahat
kepada murid-murid Yesus dan kemudian murid-murid Yesus membalasnya, itu akan menjadi
alasan bagi penguasa Romawi untuk menghukum murid-murid Yesus karena sudah
melanggar hukum dengan main hakim sendiri. Jadi alasan Yesus mengajarkan untuk
tidak membalas kejahatan dengan kejahatan dan mengasihi musuh adalah untuk
menghindarkan murid-muridnya dari hukum kekaisaran Romawi.
Kafir Kristen pemuja Yesus
mengatakan bahwa Yesus perdamaian dan kasih kepada para musuh. Tetapi itu semua
tidak menjamin para pemujanya memiliki perdamaian dan kasih. Jika dengan
menjadi pemuja Yesus seseorang akan mendatangkan damai, maka tidak akan ada
yang namanya kolonialisme bangsa barat, perang salib, perang dunia I dan perang
dunia II, perang Vietnam, perang Irak, perang Afghanistan, dan perang-perang
lainnya. Mengapa demikian? Karena dalam setiap perang ternyata selalu
melibatkan mereka yang menyebut diri sebagai orang Kristen. Bahkan pembunuhan-pembunuhan
juga terjadi atas restu para Paus melalui inkuisisi. Jadi karena menjadi pemuja
Yesus tidak menjamin memperoleh damai sejahtera, untuk apa menjadi seorang
pemuja Yesus?
Isa Al-Masih sebagai Raja Damai
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ada salah satu deskripsi tentang
Isa Al-Masih yang relevan di sini, yaitu Raja Damai. “. . . Penasihat Ajaib,
Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Kitab Nabi Yesaya 9:5). Isa
Al-Masih lahir, hidup, dan wafat untuk satu tujuan. Yaitu mendamaikan manusia
berdosa dengan Allah. Kita semua pernah berdosa, jadi hubungan kita dengan
Allah terputus. Jika ingin perdamaian dengan Allah selamanya, kita semua harus
percaya kepada Isa Al-Masih.
Jawaban Saya: Sebab seorang anak telah lahir untuk
kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di
atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang
Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. (Yesaya 9:5). Menurut
kafir Kristen pemuja Yesus ayat tersebut merupakan nubuat untuk Yesus, tapi
coba lihat frase kalimat “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita”, itu
berarti seorang anak yang dimaksud dalam Yesaya 9:6 tersebut bukannya Yesus,
karena anak tersebut telah lahir di zaman Yesaya. Jadi yang di
gelari Bapa yang kekal pada ayat tersebut bukanlah Yesus, tetapi orang lain
yang lahir di masa Nabi Yesaya masih hidup.
0 Response to "Perdamaian Atau Hukum Syariah: Yang Mana Lebih Penting?"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.