Saya mempunyai seorang teman yang
bekerja sebagai tour guide. Pekerjaan tour guide menyenangkan. Mereka dapat
berjalan-jalan, melihat daerah-daerah wisata, sambil bekerja. Kebetulan saya
hobby travelling ke daerah-daerah bersejarah seperti Yogyakarta. Peranan
seorang tour guide sangat penting dalam sebuah perjalanan wisata. Dia harus
dapat memastikan rombongannya tiba dengan tepat di tujuan, tidak tersesat ke
tempat lain. Sangat penting, dia tahu jalan yang harus mereka lalui. Dia juga perlu mengenal dengan baik tempat
yang akan dituju.
Tawaran Sesat Sekte-sekte Agama
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Di zaman modern ini, cukup
banyak tawaran kepada masyarakat yang sangat menarik. Alhasil, masyarakat yang
tidak mengerti disesatkan dan ditipu. Penipuan dan penyesatan ini tidak hanya
terdapat dalam dunia sekuler. Dalam dunia rohani pun tidak jarang penyesatan
serupa terjadi. Sebut saja Saksi Yehova (sekte sesat Kristen), Ahmadiyah
(dinyatakan agama Islam sebagai aliran sesat) dan juga yang sempat menghebohkan
beberapa tahun lalu adalah aliran Salamullah yang didirikan oleh Lia Aminudin.
Semua aliran/sekte ini menawarkan satu hal, yaitu “sorga.” Di mana sorga adalah
tujuan akhir dari “wisata” manusia selama di dunia.
Jawaban Saya: Semua denominasi Kristen; Katolik, Protestan,
Ortodoks Timur, Saksi Yehova dan lain-lain adalah kafir, sesat dan menyesatkan.
Percayalah, kalian pasti akan memperoleh siksa dari Allah swt, abadi di neraka,
kecuali jika kalian bertaubat serta menerima kenabian Muhammad saw dan masuk
agama Islam. Jadi sesama kafir dan sesat jangan menyesatkan sekte lainnya,
enggak akan ada gunanya.
Agama Dunia, Termasuk Agama Islam Menyediakan “Peta” ke Sorga
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Setiap agama mengerti betul
kebutuhan umatnya agar mereka tidak tersesat selama dalam perjalanan “wisata”
menuju sorga. Untuk itulah setiap agama memberikan “peta” kepada umatnya.
Berharap, dengan adanya “peta” mereka dapat tiba dengan selamat ke sorga. Dalam
Al-Quran dituliskan, "Sesungguhnya engkau (Muhammad) memberi petunjuk ke
jalan yang lurus" (Qs 42:52). Dalam “Peta” yang ditunjukkan Muhammad
kepada umat Muslim, dijelaskan persiapan yang harus dilakukan oleh umat Muslim.
Seorang Muslim harus menyediakan pahala yang banyak untuk bekal masuk sorga.
Pahala-pahala ini dapat dikumpulkan melalui ibadah, beramal, juga menunaikan
ibadah haji. Bahkan ada “tiket” ekspres yang disebut dengan “mati
sahid/jihadis”. Ingat, bekal yang sudah disiapkan itu, belum menjamin sampai ke
sorga. Semua masih menunggu belas kasih Allah (insyaallah).
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus memang sering kali
mengatakan bahwa perbuatan amal yang dilakukan oleh umat Islam belum menjamin
masuk surga. Karena keyakinan seorang Muslim terhadap amalnya yang akan
menyampaikannya ke surga telah menjadi salah satu faktor penyebab seorang
Muslim tidak akan pernah berpikir mencari jalan lain untuk keselamatan dirinya.
Keselamatan dalam agama Kristen diperoleh dengan cara menjadikan Yesus sebagai
korban penebus dosa. Kalau umat Islam sudah cukup dengan amal saleh yang
dilakukannya, untuk apa lagi umat Islam butuh seorang penebus dosa? Inilah yang
menyebabkan kafir Kristen pemuja Yesus frustrasi dan selalu mencari jalan agar
muncul keraguan dalam hati seorang Muslim terhadap amalnya. Padahal banyak
sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan keterkaitan iman dan amal saleh
terhadap surga sebagai balasannya. Memang betul bukan amal saleh yang akan
membawa umat Islam masuk surga, melainkan dengan rahmat Allah. Tetapi dengan
apa memperoleh rahmat Allah kalau bukan dengan amal saleh. Rahmat Allah tidak
akan diperoleh dengan cara menyekutukan-Nya dengan yang lain dan rahmat Allah
tidak akan diperoleh dengan jalan menjadikan Tuhan sebagai korban penebus dosa.
Rahmat Allah diperoleh dengan iman dan
amal saleh.
Semua Manusia Berdosa
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Dari “Peta” yang terbuka ini,
timbul satu pertanyaan: Bagaimana dengan dosa? Jelas manusia yang sudah identik
dengan dosa, tidak pernah terhindar dari dosa. Dan dosa sekecil apapun akan
membawa seseorang dalam kebinasaan. Ini ditulis dalam Kitab Suci Allah, “ Sebab
upah dosa ialah maut” (Injil, Surat Roma 6:23). Juga Al-Quran menuliskan,
“Barang siapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Qs.2:81).
Bukankah Allah membedakan dosa
kecil dan dosa besar? Jelas tidak! Lihatlah Adam dan Hawa. Mereka hanya memakan
buah, tetapi hukumannya besar. Firman Allah kembali menegaskan “Tetapi yang
merupakan pemisah antara kamu dan Allah mu ialah segala kejahatanmu, dan yang
membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar,
ialah segala dosamu” (Kitab Nabi Yesaya 59:2). Setiap manusia berdosa! Bahkan
seorang nabi pun tidak luput dari dosa. Dalam Al-Quran dituliskan, “. . .
mohonlah ampunan bagi dosamu (Muhammad) dan bagi (dosa) orang-orang mu’min,
laki-laki dan perempuan” (Qs 47:19).
Jawaban Saya: “Barang siapa
berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya” (Al-Baqarah: 81). Ayat tersebut merupakan jawaban
Allah atas klaim orang-orang Yahudi yang mengaku bahwa mereka masuk neraka cuma
dalam hitungan beberapa hari saja. Allah menyatakan bahwa mereka adalah
orang-orang yang berdosa dan diliputi oleh dosanya, serta mengancam orang-orang
Yahudi dengan azab neraka yang kekal, bukan hanya beberapa hari seperti yang
mereka klaim. Setelah itu Allah melanjutkan firman-Nya, “Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni
surga; mereka kekal di dalamnya” (Al-Baqarah: 82). Ini adalah harapan bagi
orang-orang Yahudi yang pada ayat sebelumnya Allah telah mengancam mereka
dengan kekal di neraka. Kecuali jika di antara mereka mau beriman dengan
menerima Islam sebagai agama dan beramal saleh, maka Allah akan menempatkan
mereka dalam surga dan mereka kekal di dalamnya. Itu makna kedua ayatnya.
Nabi Adam as berdosa dengan
memakan buah yang dilarang oleh Allah, tetapi Allah telah mengampuni Nabi Adam
as setelah beliau bertaubat dengan sungguh-sungguh (Thaahaa: 122). Nabi
Muhammad saw diperintah Allah untuk memohon ampunan walaupun beliau tidak
pernah berdosa, beliau telah melakukannya (Shahih Muslim: 4870) dan Allah telah
mengampuni Beliau (Shahih Bukhari: 19).
Manusia memang tidak pernah luput dari dosa. Untuk mensucikan diri dari dosa,
manusia hanya cukup bertaubat dengan sungguh-sungguh dan meminta ampunan Allah
atas semua dosa-dosa. Menjadikan Yesus sebagai penebus dosa tidak akan
mensucikan dosa manusia karena Yesus
Bukan Tebusan Yang Sempurna. Menjadikan Yesus sebagai penebus dosa bukan
hanya tidak akan mensucikan manusia dari dosa, tetapi justru akan menjadikan
manusia semakin berdosa. Sama seperti mencuci pakaian dengan air comberan,
pakaian bukan menjadi bersih justru semakin kotor.
Manusia Membutuhkan “Jalan” Bukan “Peta”
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Demikianlah semua manusia sudah
jatuh dalam dosa. Kitab Suci Injil menuliskan bahwa di hadapan Allah semua dosa
(kecil/besar) adalah sama. Dosa telah membuat Allah tidak mendengar doa kita.
Juga Al-Quran menuliskan neraka adalah tempat kekal orang berdosa. Lalu, dengan
cara apa manusia dapat tiba di sorga dengan selamat dan tidak tersesat? Manusia
tidak memerlukan “Peta,” tetapi yang diperlukan adalah “Jalan.” Perhatikanlah
permohonan dalam Surah Al-Fatihah dikatakan, Ihdina-sirat al-mustaqim,
“Tunjukilah kami jalan yang lurus” (Qs 1:6).
Jawaban Saya: “Hai
orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang
yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang
kafir sesudah kamu beriman. Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir,
padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di
tengah-tengah kamu? Barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah,
maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Ali
'Imran: 100-101)
Ayat di atas berisi peringatan
Allah SWT terhadap orang-orang beriman agar tidak mengikuti Ahli Kitab (Yahudi
dan Nasrani) dalam urusan agama. Karena dengan mengikuti mereka, orang-orang
beriman akan kembali ke dalam kekafiran sesudah beriman. Kemudian Allah SWT
menyatakan, barang siapa berpegang teguh kepada agama Allah, yakni teguh dalam
agama Islam dan lurus tidak condong mengikuti Ahli Kitab, maka merekalah
sesungguhnya yang telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Jadi, jalan
yang lurus itu adalah agama Islam itu sendiri.
Pertanyaannya, jika Islam adalah
jalan yang lurus, mengapa umat Islam berdoa dengan doa yang seolah-olah memohon
ditunjukkan kepada jalan yang lurus?
Jawabannya adalah agar Allah swt
memberikan kekuatan untuk tetap istiqamah di jalan yang lurus (Islam) sampai
dengan akhir hayat. Jika umat Islam yang berdoa agar ditunjuki kepada jalan
yang lurus dapat di simpulkan bahwa umat Islam belum berada pada jalan yang
lurus, maka kami juga bisa berkesimpulan bahwa Tuhan orang Kristen belum kudus
(suci), karena mereka selalu berdoa, “Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah
nama-Mu”
Isa Al-Masih, “Akulah Jalan”
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Suatu hari Isa Al-Masih
menjelaskan kepada murid-murid-Nya akan kenaikan-Nya kembali ke sorga. Lalu
Tomas, murid-Nya, bertanya, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi
bagaimana kami tahu jalan ke situ?" (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:5).
Perhatikanlah jawaban Isa Al-Masih, "Akulah jalan. Tidak ada seorang pun
yang datang kepada Bapa [sorga], kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar
Yohanes 14:6). Isa Al-Masih adalah satu-satunya “Jalan Lurus” yang dapat
memberi jaminan sorga kepada setiap orang.
Nabi Islam menunjukkan kepada satu jalan yang diakuinya tidak pasti
membawa ke sorga. Isa Al-Masih menjamin
bahwa Dia-lah Jalan yang pasti membawa ke sorga! “Ia [Isa Al-Masih] sendiri telah
memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah
mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran [di sorga]” (Injil, Surat 1 Petrus
2:24).
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Yesus adalah
satu-satunya jalan lurus, itu tidak benar, silakan baca penjelasan saya di Benarkah
Yesus Satu-Satunya Jalan Kebenaran. Sudah sering saya katakan, keselamatan
dalam agama Islam bukanlah keselamatan tanpa syarat. Keselamatan dalam agama
Islam di capai dengan syarat iman dan amal saleh. Iman dan amal saleh ini yang
kemudian mendatangkan rahmat Allah SWT. Semua umat Islam pasti masuk surga,
dengan syarat mereka harus istiqamah dalam iman dan amal Saleh sampai dengan
akhir hayat. Ada banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menyinggungnya jaminan Allah
SWT terhadap orang-orang yang beriman dan beramal saleh, sebagian di antaranya:
“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal
yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di
surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara,
dan pakaian mereka adalah sutera.” (Al Hajj: 23)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka
adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal,” (Al Kahfi: 107)
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan
kenikmatan,” (Ath Thuur: 17)
“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan,
(akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di
dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan
Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.” (At Taubah:
72)
0 Response to "Muhammad Menunjukkan Jalan, Isa Al-Masih Adalah Jalan"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.