Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Ketika saya masih duduk di
bangku Sekolah Dasar, walaupun saya bukan Muslim, tetapi sebagai siswa saya
wajib mengikuti kegiatan sekolah, termasuk merayakan Isra Miraj. Kami senang
merayakan perayaan tersebut. Semua siswa menggunakan baju Muslim, dan biasanya
perayaan diakhiri dengan makan bersama. Sebagai anak-anak jelas kami tidak
terlalu memahami makna dari yang kami rayakan. Kami hanya menikmatinya sebatas
pemikiran anak-anak. Itulah keluguan anak-anak. Tidak menutup kemungkinan,
orang Muslim yang berusia dewasa pun mempunyai pemahaman yang sama tentang Isra
Miraj. Mereka hanya tahu bahwa Isra Miraj adalah “perjalanan” nabi Islam ke
sorga.
Perlunya Saksi Mata
Saksi mata sangat dibutuhkan
untuk membenarkan sebuah perkara. Di pengadilan misalnya, kesaksian yang
didukung saksi mata, akan lebih diterima Hakim dibanding kesaksian tanpa saksi
mata. Bahkan seseorang yang dianggap benar, tapi tidak dapat mengajukan saksi mata,
di pengadilan dapat menjadi pihak yang kalah. Mungkin saudara bertanya, “Apa
hubungan saksi mata dengan Isra Mi’raj Nabi Muhammad? Ijinkanlah kami
menjelaskannya. Pertama, marilah kita sekilas berpikir tentang makna hari raya
yang akan kami bahas.
Jawaban Saya: Memang benar, dalam sebuah pengadilan, kesaksian sangat
dibutuhkan bagi majelis hakim untuk memutuskan perkara. Tetapi seorang hakim
juga tidak akan dengan mudah menerima pernyataan seorang saksi tanpa usaha
investigasi; kejujuran saksi, kesesuaian kesaksian seorang saksi dengan
kesaksian saksi lainnya adalah hal mutlak yang harus juga menjadi bahan
pertimbangan. Lalu bagaimana dengan saksi-saksi para penulis Injil? Para
penulis Injil memang menyebut tulisannya adalah dari kesaksian-kesaksian, namun
kesaksian siapa sajakah yang mereka jadikan sumber? mereka tidak
menyebutkannya, dapatkah kesaksian mereka dipercaya? Jika ya, apa alasannya?
Dan apakah saksi-saksi menyaksikan sendiri atau hanya menceritakan kembali
kesaksian orang lain? Anda tidak akan dapat menemukan jawaban memuaskan dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Kafir Kristen pemuja Yesus yang menyebut
Isra Mi’raj adalah hari raya adalah salah. Hari raya dalam Islam cuma ada dua:
‘Idul Fitri dan ‘Idul ‘Adha, Isra Mi’raj bukan termasuk hari raya dalam Islam.
Telah menceritakan kepada kami
Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Hammad dari Humaid dari Anas
dia berkata; "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tiba di Madinah, sedangkan penduduknya memiliki dua hari
khusus untuk permainan, maka beliau bersabda: "Apakah maksud dari dua hari
ini?" mereka menjawab; "Kami biasa mengadakan permainan pada dua hari
tersebut semasa masih Jahiliyah." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda; "Sesungguhnya Allah telah menggantikan untuk kalian
yang lebih baik dari kedua hari tersebut, yaitu hari (raya) kurban (iedul
Aldha) dan hari raya Iedul fithri." (Sunan Abu Daud: 959)
Pengertian Isra Mi ’raj
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Menurut kepercayaan umat
Muslim, ada dua peristiwa penting yang dialami Muhammad dalam satu malam.
Peristiwa pertama disebut “Isra”. Yaitu “diberangkatkannya” Muhammad oleh
Allahnya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Yerusalem. Para Muslim percaya
di tempat ini Muhammad bertemu nabi-nabi sebelumnya, termasuk Isa Al-Masih. Dan
Muhammad pun membimbing mereka dan menjadi imam utama dalam sholat. Peristiwa
kedua disebut “Mi'raj”. Yaitu “diangkatnya” Muhammad sampai ke langit sidratul
Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Kendaraan yang ditumpanginya disebut
hewan buraq. Pun orang Islam percaya, di sinilah Muhammad mendapat perintah
dari Allah untuk menunaikan sholat lima waktu. Sebuah sumber berkata,
sebelumnya Allah dan Muhammad saling tawar menawar, hingga akhirnya disepakati
sholat dilakukan lima kali sehari. Akhirnya kedua peristiwa ini, dikenal dengan
nama “Isra Mi'raj Nabi Muhammad”
Isra Mi'raj merupakan peristiwa
penting bagi kenabian Muhammad. Tetapi tidak semua orang Muslim di Indonesia
merayakannya. Beberapa teman Muslim yang sering mengemail kami berkata, mereka
tidak merayakan Isra Mi'raj. Memang mereka tidak memberi alasan yang jelas,
mengapa tidak merayakan Isra Mi'raj. Kami hanya berpikir, mungkinkah mereka
tidak percaya peristiwa tersebut sepenuhnya, karena tidak ada saksi mata ketika
Muhammad melakukan perjalanannya? Menurut kami, wajar saja bila umat non-Muslim
tidak dapat mempercayai peristiwa Isra Mi'raj. Sebab tidak ada seorang pun
saksi mata ketika Muhammad melakukan “perjalanan” tersebut.
Jawaban Saya: Peristiwa Isra Mi’raj bersumber tidak hanya dalam
hadits-hadits shahih, tetapi juga telah di abadikan oleh Allah subhanahu wa
ta’ala dalam Al-Qur’an, sebagaimana firman-Nya, “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam
dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
(Al Israa': 1). Tidak ada seorang
pun dari umat Islam yang tidak mempercayai peristiwa Isra Mi’raj. Sebab jika
itu terjadi, maka dia bukan lagi seorang Muslim karena sudah tidak mempercayai
kebenaran Al-Qur’an. Sebagian umat Islam memang tidak merayakan Isra Mi’raj,
tetapi itu bukan indikasi bahwa mereka tidak mempercayai Isra Mi’raj seperti
yang sudah dikatakan oleh kafir Kristen pemuja Yesus. Isra Mi’raj tidak
dirayakan oleh sebagian umat Islam, karena sebagian dari mereka menganggap
merayakan Isra Mi’raj merupakan perbuatan bid’ah karena tidak pernah
dicontohkan oleh Rasulullah shalallau alaihi wa salam dan para sahabatnya.
Kenaikan Isa Al-Masih ke Sorga
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Bukan bermaksud untuk
membandingkan. Namun bila kita melihat bagaimana perjalanan Muhammad dan Isa
Al-Masih ke sorga, khususnya dalam hal saksi mata, perjalanan Isa Al-Masih
lebih dapat diterima. Alasannya: Pertama, ketika Dia naik ke sorga, dilakukan
pada siang hari, bukan tengah malam. Kedua, banyak saksi mata yang menyaksikan
peristiwa tersebut. Dan ketiga serta yang paling penting: Peristiwa itu adalah
benar-benar nyata, bukan sebuah mimpi atau ilusi, sebagaimana yang tertulis
dalam kitab suci. “Dan ketika Ia [Isa Al-Masih] sedang memberkati mereka, Ia
berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga ” (Injil, Rasul Lukas 24:51).
Yang melihat Yesus terangkat naik
ke sorga saat itu, bukan hanya murid-murid pertama-Nya. Tetapi juga disaksikan
oleh orang-orang Yahudi yang telah menjadi pengikut-Nya kala itu. Mulia Atau
Termulia? Bila kita melihat pada Al-Quran, terdapat cukup banyak gelar yang
ditujukan bagi Isa Al-Masih yang tidak dimiliki nabi lain. Seperti: Isa disebut
suci (Qs 19:19). Isa disebut Kalimat Allah termulia di dunia dan di akhirat (Qs
3:45). Isa saat ini ada di sorga (Qs 43:61). Bagaimana dengan Muhammad? Memang
umat Muslim mengenal dia sebagai orang yang dimuliakan Allah. Tetapi bukan yang
termulia. Dan lagi, tidak satu pun gelar yang diberikan bagi Isa, terdapat pada
diri Muhammad. Dari uraian di atas, maka perlu untuk kita berpikir, siapakah di
antara kedua tokoh tersebut yang layak diteladani. Apakah yang mulia atau yang
termulia?
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus berkata kalau kenaikan
Yesus ke sorga di saksikan oleh banyak orang yang menjadi saksi mata. Namun
demikian, dari empat Injil yang ada, ternyata hanya Injil Markus dan Injil
Lukas yang menceritakan kenaikan Yesus ke sorga. Sementara itu Injil Matius dan
Injil Yohanes sama sekali tidak menceritakan tentang kenaikan Yesus ke sorga.
Jika kenaikan Yesus memang bukan sebuah mimpi atau ilusi, mengapa hanya saksi-saksi
dari penulis Injil Markus dan Injil Lukas saja yang menyaksikan kenaikan Yesus?
Kenapa saksi-saksi dari penulis Injil Matius dan Injil Yohanes tidak
menyaksikan kenaikan Yesus juga? Kafir Kristen pemuja Yesus berkata kenaikan
Yesus disaksikan oleh banyak orang, termasuk di antara mereka adalah
murid-murid Yesus sendiri, tetapi kenapa penulis Injil Matius dan penulis Injil
Yohanes yang merupakan murid-murid Yesus tidak menuliskannya ke dalam Injil
yang mereka tulis? Selain itu, Injil Markus dan Injil Lukas yang menceritakan
tentang kenaikan Yesus, ternyata juga berbeda dalam menceritakan kronologi
menjelang kenaikan Yesus.
Jika fakta-fakta di atas
diserahkan kepada majelis hakim untuk dikaji benar atau tidaknya peristiwa
kenaikan Yesus. Karena tidak semua saksi mata melihat kenaikan Yesus dan
simpang-siurnya kronologi kenaikan Yesus oleh saksi-saksi yang mengaku melihat
kenaikan Yesus, maka majelis hakim akan memutuskan bahwa peristiwa kenaikan
Yesus ke sorga adalah fiktif belaka.
Kafir Kristen pemuja Yesus
mengatakan bahwa Yesus adalah suci (Qs 19:19), kalimat Allah yang termulia (Qs
3:45), berada di sorga (Qs 43:61). Saya jawab dengan singkat saja karena ini
sudah sangat sering di jawab. Nabi Isa memang di sebut Al-Qur’an sebagai
seorang anak yang suci, tetapi bukan hanya Nabi Isa saja yang suci, karena
semua manusia lahir dalam keadaan suci (Shahih
Muslim: 4804). Memang Al-Qur’an menyebut Nabi Isa terkemuka (Arab: wajiha),
tetapi bukan hanya Nabi Isa saja yang mendapat sebutan “wajiha”. Nabi Musa
dalam Al-Qur’an (Al-Ahzab: 69) juga memperoleh sebutan “wajiha” yang berarti
terkemuka, terhormat atau dimuliakan. Nabi Isa AS terkemuka di dunia maksudnya Beliau mempunyai kedudukan di sisi Allah ketika di dunia, karena wahyu diturunkan oleh Allah kepadanya berupa syariat agama, dan Allah menurunkan Al-Kitab kepadanya serta hal-hal lainnya yang dianugerahkan Allah kepadanya. Sementara itu terkemuka di akhirat maksudnya di akhirat nanti dia dapat memberi syafaat di sisi Allah terhadap orang-orang yang diizinkan-Nya untuk diberi syafaat. Lalu Allah menerima syafaatnya. Kedua sebab tersebut, yaitu diberi wahyu berupa syariat agama ketika di dunia dan akan dapat memberi syafaat ketika di akhirat, juga dimiliki oleh Nabi-nabi Allah Subhanahu wa Ta'ala lainnya, tidak terkecuali Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasalam. Bohong kalau kafir Kristen pemuja Yesus
menyebut Al-Qur’an (Az Zukhruf: 61) menyatakan Nabi Isa berada di sorga, anda
boleh baca sendiri ayatnya. Jadi tidak ada alasan untuk menjadikan Yesus
sebagai Tuhan, bukan?!
Dia yang Termulia, Memberimu Jaminan Keselamatan
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Melalui kitab suci Injil, Isa
Al-Masih memperkenalkan diri-Nya, “ Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku ” (Yohanes
14:6). Isa Al-Masih satu-satunya Pribadi yang dapat memberi setiap orang
jaminan keselamatan. Melalui Dia, setiap orang dapat menemukan jalan dan
kebenaran hidup bersama dengan Allah. Dia yang berasal dari sorga, telah
terangkat kembali ke sorga. Tempat dari mana Dia berasal!
Jawaban Saya: Yesus sama sekali tidak dapat menjamin keselamatan.
Yang dilakukan oleh Yesus hanya dapat menyiapkan surga (Yohanes 14:2), bukan
untuk menjamin pengikutnya masuk surga (Matius 20:23). Yesus menyiapkan rumah
di surga hanya untuk 144 ribu bangsa Israel (Wahyu 7:4), itu artinya hanya 144
ribu dari bangsa Israel yang mendengar dan melakukan perkataan Yesus (Lukas
6:47) yang akan masuk surga. Jadi bagi anda yang hanya mendengar perkataan
Yesus tetapi tidak melakukannya, apalagi kalau anda bukan dari bangsa Israel
seperti kafir Kristen, bersiaplah kalian untuk gigit jari.
Kafir Kristen pemuja Yesus selalu
bersikap mendua. Peristiwa Isra Mi’raj mereka anggap tidak dapat diterima
karena tidak adanya saksi mata. Sementara mereka menerima begitu saja banyak
peristiwa dalam Bible Perjanjian Baru yang menceritakan Yesus, walaupun tidak
ada saksi mata yang melihat. Sebagai contoh, mereka menerima peristiwa
dibawanya Yesus oleh iblis ke bubungan bait Allah, walaupun saksi mata tidak
ada. Mereka menerima kisah turunnya Yesus ke dunia orang mati sewaktu mati
selama tiga hari, walaupun tidak ada saksi mata yang melihatnya. Mereka juga
menerima cerita bangkitnya Yesus dari kubur, walaupun tidak ada seorang pun
yang melihat bagaimana Yesus bangkit. Untuk menilai agama Islam mereka selalu
menuntut saksi, sementara untuk cerita dalam agama sendiri, mereka hanya imani
saja.
0 Response to "Perjalanan Nabi Allah ke Sorga"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.