Kafir Kristen pemuja Yesus mengatakan bahwa Konsep Tauhid dalam
Islam menggambarkan Allah yang jauh dari sempurna. Menurut mereka, Allah SWT
hanya dapat dilihat sempurna jika diteropong di dalam konsep bahwa Allah itu
Maha Esa yang beroknum tiga. Kafir Kristen pemuja Yesus menyatakan bahwa dalam
konsep Tauhid Islam, Allah SWT sendiri dalam kekekalan. Sedangkan dalam konsep
Tri Tunggal, Tuhan Kristen yang memiliki tiga pribadi yang selalu ada dan di
dalam kekekalan ketiga pribadi itu saling mengasihi satu sama lain. Allah tidak
sendirian dalam kekekalan. Ada lingkaran kasih dalam Tri Tunggal. Dalam Tri
Tunggal ada interaksi kekal antara tiga pribadi ini. Allah tidak sendirian dan
tidak akan mengalami kebosanan seperti Allah SWT dalam konsep Tauhid dalam
Islam.
Kafir Kristen pemuja Yesus juga menyatakan bahwa sifat kasih sejati
hanya dapat dinyatakan jika ada pribadi lain untuk dikasihi karena kasih
berarti memberi. Maka menurut nalar, jikalau tidak ada seseorang untuk dikasihi
maka kasih tidak dapat dinyatakan. Jika Allah dalam kekekalan sendirian,
siapakah yang dikasihi-Nya? Tidak ada! Dengan demikian dari kekekalan, yaitu
dalam diri pribadi Allah, sifat kasih tidak mungkin ada. Jika Allah SWT perlu
menciptakan malaikat atau manusia supaya Dia dapat menyatakan sifat kasih itu,
berarti sifat kasih Allah bergantung pada ciptaan-Nya. Dengan demikian Allah
SWT tidak sempurna di dalam diri-Nya. Artinya, sebelum ciptaan-Nya ada, sifat
kasih-Nya tidak ada. Dalam konsep Allah Tri Tunggal, dapat dimengerti bahwa
Allah yang kekal memiliki sifat kasih yang sama kekalnya. Jadi Allah tidak
bergantung pada ciptaan-Nya untuk memungkinkan adanya sifat kasih-Nya. Dalam
Allah Tri Tunggal, Roh Allah mengasihi Allah Bapa dan Kalimat Allah. Kalimat
Allah mengasihi Roh Allah dan Allah Bapa. Allah Bapa mengasihi Roh Allah dan
Kalimat Allah. Sehingga Allah Maha Esa yang beroknum tiga selalu berada dalam
lingkaran kasih yang kekal adanya.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menganggap Allah SWT dalam
konsep Tauhid jauh dari sempurna. Mereka menganggap Allah SWT dalam konsep
Tauhid kekal dalam kesendirian, sehingga dapat mengalami kebosanan. Allah SWT
mereka nilai sebagaimana mereka melihat manusia, yang kesepian jika sendirian,
butuh kasih-kasihan dan sayang-sayangan. Mereka menganggap Allah SWT juga butuh
teman bicara, teman ngobrol atau teman curhat seperti ABG labil zaman sekarang.
Ini adalah anggapan konyol dan kekanak-kanakan para kafir Kristen pemuja Yesus,
sebagai tanda akal mereka tidak pernah tersentuh oleh wahyu Allah SWT. Allah
SWT dalam Islam bukan hanya Esa dan Kekal, tetapi juga berbeda dengan
makhluk-Nya. Firman Allah SWT yang artinya, “Tidak
ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan
Melihat.” (Asy Syuura: 11).
Tidak berbeda dengan Tuhan dalam Bible Perjanjian Lama. Tuhan yang dikenal oleh
bangsa Israel adalah Tuhan Yang Esa (Ulangan
6:4) dan berbeda dengan makhluk-Nya (1Samuel
15:29, Hosea 11:9). Itulah sebabnya, walaupun Allah SWT itu Esa dalam
kekekalan, Dia tidak akan pernah mengalami kebosanan walaupun tidak punya temen
bicara, temen ngobrol dan temen curhat. Itu semua sifat-sifat manusia, yang
hanya manusia yang dapat mengalaminya, bukan Allah SWT.
Bagaimana dengan ucapan kafir
Kristen pemuja Yesus yang mengatakan bahwa Allah SWT tidak memiliki sifat kasih
karena tidak pernah menyatakan sifat-Nya tersebut? Saya jawab: sifat Allah SWT
itu kekal sebagaimana Dzat-Nya, di nyatakan atau tidak di nyatakan.
Sama sekali tidak ada sesuatu
yang istimewa dalam tulisan kafir Kristen pemuja Yesus di atas. Apa yang mereka
tulis tersebut tidak lebih dari pembenaran dari konsep Tri Tunggal. Berniat
menunjukkan kekurangan konsep Tauhid dalam Islam, mereka justru menunjukkan
bahwa Tuhan yang mereka puja adalah Tuhan yang punya sekutu, bukan Tuhan Yang
Esa. Tulisan kafir Kristen pemuja Yesus di atas, juga menunjukkan pada kita
bahwa Tuhan yang mereka puja adalah jauh dari kata sempurna, Tuhan yang lemah,
yang bisa bosan karena kesepian, butuh teman ngobrol dan curhat seperti ABG
labil. Bagi mereka yang percaya Tuhan memiliki sekutu, marilah kita kabarkan
kepada mereka kabar gembira dari Allah SWT:
Orang-orang kafir itu telah menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah supaya
mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah
kamu, karena sesungguhnya tempat kembalimu ialah neraka." (Ibrahim: 30)
Dengan Konsep Tauhid, Orang Islam Terpaksa Harus Menolak Kekekalan
Al-Quran
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis:
Dalam abad ke sembilan Imam Hanbal dianiaya oleh orang Islam lain karena ia
mengatakan bahwa Al-Quran kekal. Akhirnya pihak Imam Hanbal menang. Pada
umumnya orang Islam setuju dengan Iman Hanbal dan juga Imam Shaafi’ee yang
berkata, “Al-Quran tidak diciptakan Allah”. “Siapa yang mengatakan Al-Quran
diciptakan adalah orang kafir.” (Ash-Shariah) Sering dikutip ayat ini sebagai
bukti “Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Quran yang mulia, yang
(tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh (batu tulisan abadi)”. (QS Al-Buruj, 85:21-22)
Jikalau kita menerima konsep bahwa Al-Quran kekal adanya berarti Al-Quran tidak
mempunyai permulaan sama seperti Allah tidak mempunyai permulaan. Jikalau
Al-Quran tidak mempunyai permulaan berarti ada dua yang kekal adanya, dan ini
berarti Allah mempunyai saingan.
Jawaban Saya: Mungkin yang di maksud dari tulisan kafir Kristen
pemuja Yesus di atas adalah perselisihan antara Imam Ahmad bin Hanbal dengan
khalifah Al-Ma’mun. Imam Ahmad bin Hanbal adalah salah seorang Imam dari Ahlus
Sunnah wal Jama’ah yang berpendapat Al-Qur’an adalah Kalamullah bukan makhluk,
sedangkan khalifah Al-Ma’mun beraliran mu’tazilah yang berpendapat Al-Qur’an
adalah Makhluk. Khalifah Al-Ma’mun memaksa umat Islam untuk mengatakan
“Al-Qur’an itu makhluk”, hingga ia menguji para ulama dan membunuh mereka jika
tidak menjawab pertanyaan tentang apakah Al-Qur’an itu makhluk. Ketika itu
kebanyakan ulama memandang bahwa mereka berada dalam keadaan uzur, sedangkan
Imam Ahmad bin Hanbal dan Muhammad bin Nuh rahimahumallah memilih sikap untuk
tetap mengucapkan, “Al-Qur’an Kalamullah yang diturunkan dan bukan makhluk.
Jadi yang jadi permasalahan antara Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan Mu’tazilah
adalah masalah Al-Qur’an itu kalamullah (bukan makhluk) atau makhluk, bukan
kekal atau tidak kekal. Masalah yang di alami oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan
umat Islam pada masa pemerintahan Khalifah Al-Ma’mun, sama sekali tidak ada
hubungannya dengan konsep Tauhid dan berlebihan jika kafir Kristen pemuja Yesus
mengatakan bahwa dengan konsep Tauhid orang Islam terpaksa harus menolak
kekekalan Al-Qur’an.
Konsep Tauhid Menyebabkan Orang Bersembahyang Pada Kuburan Orang Sakti
Kafir Kristen pemuja Yesus menulis: Kita perlu bertanya, “Mengapa
banyak orang Mukmin di seluruh dunia berziarah ke kuburan orang sakti (tempat
keramat)”? Walaupun Islam sudah berada di Indonesia, Pakistan, Afghanistan,
Iran, Iraq berabad-abad lamanya, mengapa banyak pengikut Islam berfokus pada sembahyang
di depan orang yang mati? Bukankah ini karena ajaran Tauhid meyakinkan umat bahwa
Allah terpisah jauh dari manusia. Allah tersendiri, terpisah dari kita. Allah
tidak dikenal oleh manusia. Dia tersendiri. Orang Sufi berusaha mengatasi
doktrin ini dengan mengatakan “Allah lebih dekat kepadanya (manusia) daripada
urat lehernya.” (QS 50:16). Tetapi pada umumnya Allah SWT dianggap tersendiri,
jauh nun di sana dan terpisah dari manusia. Konsep Allah Tri Tunggal mengatasi
masalah ini. Kalimat Allah, yaitu satu oknum dari Allah Maha Esa yang Beroknum
Tiga, menjelma menjadi manusia. Ia tinggal di antara kita. Kita tahu siapa Dia,
yaitu Isa Al-Masih. Ketika Ia kembali ke sorga, Roh Allah turun dan memenuhi
hati setiap orang percaya, “. . . Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam
hati kita, yang berseru: ‘Ya Abba, ya Bapa!’” (Injil, Galatia 4:6). Orang yang
sudah menerima keselamatan melalui Isa Al-Masih tidak mungkin bersembahyang ke
kuburan! Mengapa? Karena Allah sudah berkomunikasi dengan mereka setiap hari
melalui Roh Allah yang mendiami hati mereka.
Jawaban Saya: Kafir Kristen pemuja Yesus menyebut banyak orang
Islam di seluruh dunia berziarah ke kuburan orang sakti, tapi yang mereka sebut
cuma lima negara; Indonesia, Pakistan, Afghanistan, Iran, Iraq. Istilah “orang
sakti” itu hanya ada di Indonesia, tidak ada di negara lainnya. Jadi harusnya
hanya Muslim Indonesia yang boleh mereka sebut banyak sembahyang di depan
kuburan orang sakti, tidak termasuk Muslim yang ada di Pakistan, Afghanistan,
Iraq. Sedangkan Iran adalah negara dengan mayoritas penganut Syi’ah dan Syi’ah
bukan Islam. Negara Iran tidak masuk hitungan karena bukan Islam. Ya, saya
akui. Di Indonesia memang masih banyak “orang Islam” yang sembahyang di depan
kuburan orang yang di anggap sakti dengan tujuan untuk mencari berkah, pelaris,
kenaikan pangkat dan lain-lain. Tetapi sangat keliru kalau penyimpangan
sebagian kecil “orang Islam” di Indonesia tersebut, dikatakan oleh Kafir
Kristen pemuja Yesus terjadi karena konsep Tauhid dalam Islam. Mengapa? Karena
mustahil seorang Muslim yang benar-benar bertauhid akan sembahyang pada kuburan
orang sakti. Keislaman mereka yang sembahyang pada kuburan orang sakti hanya
terbatas pada kartu berukuran 85mm x 55mm yang bernama KTP, tetapi aqidah dan
amaliah mereka sangat jauh dari Islam. Jadi yang salah di sini adalah
manusianya, bukan konsep Tauhid dalam Islam yang salah.
Kesimpulan: Apa yang di tulis oleh kafir Kristen pemuja Yesus di
atas hanyalah pembenaran dari konsep Tri Tunggal, sama sekali tidak membuktikan
kelemahan konsep Tauhid. Konsep Tri Tunggal tidak pernah di kenal di zaman
Yesus. Yesus tidak pernah mengajarkannya dan membicarakannya. Demikian pula
dengan para Nabi sebelum Yesus, mereka juga tidak pernah mengenal konsep Tri Tunggal dan
mengajarkannya kepada umatnya dari bangsa Israel. Itu semua dapat terjadi
karena Tuhan tidak pernah mewahyukan kepada para Nabi-Nya tentang konsep Tri
Tunggal. Jika Tuhan itu Tri Tunggal, maka Tuhan akan menyampaikannya kepada
para Nabi-Nya. Konsep Tri Tunggal akan dikenal jauh sebelum Yesus lahir ke
dunia, bukan setelah ratusan tahun Yesus lahir baru di kenal konsep Tri Tunggal.
Tri Tunggal tidak lebih dari konsep sesat yang menyimpang dari keyakinan para
Nabi Tuhan.
0 Response to "Kelemahan-kelemahan Konsep Tauhid"
Posting Komentar
Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik, komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.